DENPASAR - Perkembangan penyebaran virus HIV di Pulau Dewata belakangan mulai ada pergeseran signifikan dari semula lewat penggunaan jarum suntik kini mulai banyak kasus ditemukan lewat hubungan heteroseksual.
Berdasar data terakhir data yang dilansir Yayasan Spirit Paramacitta, lembaga pendampingan orang dengan HIV/AIDS (Odha) di Bali, hingga September tercatat 6.700 orang terinveksi HIV/AIDS.
"Sebagian besar kasus kini didominasi karena hubungan heteroseksual yang menyebabkan peningkatan kasus pada ibu dan anak," ujar Direktur Yayasan Paramacitta Ni Putu Utami Dewi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/11/2012).
Padahal, sebelumnya di Bali penyebaran kasus HIV banyak didominasi dari pengguna jarum suntik. Hasil proyeksi tahun 2010-2014 secara nasional menunjukkan peningkatan jumlah ODHA pada perempuan dari 19 persen pada 2008 dan diperkirakan meningkat menjadi 28 persen pada 2014.
"Sebagian besar kasus kini didominasi karena hubungan heteroseksual yang menyebabkan peningkatan kasus pada ibu dan anak," ujar Direktur Yayasan Paramacitta Ni Putu Utami Dewi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/11/2012).
Padahal, sebelumnya di Bali penyebaran kasus HIV banyak didominasi dari pengguna jarum suntik. Hasil proyeksi tahun 2010-2014 secara nasional menunjukkan peningkatan jumlah ODHA pada perempuan dari 19 persen pada 2008 dan diperkirakan meningkat menjadi 28 persen pada 2014.
Untuk itulah dalam kaitan Hari AIDS sedunia (HAS) yang jatuh pada tanggal 1 Desember, berbagai organisasi pemerhati HIV diperingati untuk menumbuhkan kesadaran terhadap epidemi HIV di seluruh dunia.
HIV dan AIDS di Indonesia kata dia sudah menjadi perhatian penuh pemerintah karena bertambahnya jumlah orang yang terinfeksi dari berbagai risiko seperti seksual, jarum suntik, dan penularan dari ibu HIV pada anak yang dikandungnya.
"Tingginya stigma dan diskriminasi juga menambah rumit permasalahan yang seharusnya menjadi tanggungjawab kita semua bersama pemerintah," kata Utami.
Kali ini aksi mereka mengusung tema Lindungi Perempuan dan Anak dari HIV dan AIDS. Tema ini dipilih karena data menunjukkan bahwa risiko penularan tidak hanya terbatas pada populasi yang berisiko tinggi namun juga dapat menular pada pasangan atau bahkan anak.
HIV dan AIDS di Indonesia kata dia sudah menjadi perhatian penuh pemerintah karena bertambahnya jumlah orang yang terinfeksi dari berbagai risiko seperti seksual, jarum suntik, dan penularan dari ibu HIV pada anak yang dikandungnya.
"Tingginya stigma dan diskriminasi juga menambah rumit permasalahan yang seharusnya menjadi tanggungjawab kita semua bersama pemerintah," kata Utami.
Kali ini aksi mereka mengusung tema Lindungi Perempuan dan Anak dari HIV dan AIDS. Tema ini dipilih karena data menunjukkan bahwa risiko penularan tidak hanya terbatas pada populasi yang berisiko tinggi namun juga dapat menular pada pasangan atau bahkan anak.
Makin banyak orng bali terkena HIV ya??
BalasHapusaduh gawat nich....
ptut dberantas jgn lupa komen back y
BalasHapusOk Brother.......
BalasHapusmampir sob sambil baca artikel nya
BalasHapusmampir balik ya . .
salam blogger - KIB
ternyata sudah parah banget ya,,,,,,,,,,,
BalasHapusbanyak tuch di Kuta ama di Buleleng tau.
BalasHapusiya nich uda makin parah Aids nya diBali,, Gara2 masuk nya orang luar yg bawa budaya luar nich.
BalasHapusangat parah ternyata ya...
BalasHapusparah banget...
BalasHapus